Selasa, 17 Mei 2016
Berlangganan

Ranu Kumbolo, Danau Suci di Semeru


Rujukantraveler.com - Ranu Kumbolo tak hanya memiliki panorama alam yang indah. Sejak ribuan tahun silam, air danaunya ternyata dianggap suci dan masih dipercaya sampai sekarang.

Mulai 1 Mei lalu, pendakian gunung Semeru telah dibuka kembali setelah ditutup untuk konservasi selama kurang lebih 4 bulan. Kabar gembira ini langsung disambut dengan persiapan mendaki gunung Semeru kembali oleh para pecinta alam.

Pesona gunung Semeru memang sudah menyebar keseluruh Indonesia, sehingga banyak sekali pendaki yang ingin menikmati keindahann alamnya. Langkah awal berkumpul di stasiun kota Malang pada pagi hari dan melanjutkan perjalanan ke pasar Tumpang menggunakan angkot. Kemudian dari pasar Tumpang kami menuju desa Ranupane menggunakan jeep.


Setelah tiba di desa ranu pane, wajib mengurus perijinan dan tiket masuk kawasan nasional, serta mendapatkan briefing yang akan menambah pengetahuan para pendaki saat berada di dalam wilayah konservasi. Saat briefing berlangsung, salah seorang panitia akan menjelaskan sejarah Ranu Kumbolo. Selain keindahan pemandangan danau yang luar biasa hingga sering disebut sebagai surganya gunung Semeru, tersimpan sejarah yang kental dibaliknya. Sangat menarik disimak bahwa danau yang memiliki luas hinnga 8 hektar dan berada di ketinggian 2400 mdpl ini memiliki sejarah yang cukup tua. 

Danau ini adalah salah satu sumber air suci yang ditemukan Prabu Kameswara, Raja dari Kerajaan Kediri. Ditemukan sebuah prasasti di tepian danau Ranu kumbolo yang bertuliskan Ling Deva Mpu Kameswara Tirthayatra, tulisan yang berbahasa Jawa kuno tersebut dapat diartikan bahwa ketika itu, Prabu Kameswara sekitar pada 1182 M pernah melakukan kunjungan suci dengan mendaki Gunung Semeru untuk mencari sumber air suci.

Hingga saat ini Ranu Kumbolo masih digunakan untuk ritual suci keagaamaan, baik umat dari dalam dan luar negeri. Hal ini membuat ada beberapa peraturan yang harus ditaati saat ingin menggunakan air danau untuk keperluan pendakian. Air danau tidak boleh dipakai untuk mandi atau cuci secara langsung, namun semua kegiatan harus dilakukan dalam radius 10 meter dari bibir danau, termasuk mendirikan tenda untuk tetap menjaga kesucian air danau. [Ohanami Travel]